PENGARUH KOMIK TERHADAP ANAK
Ayu Pipit Fitriyani
0902901
PENDAHULUAN
Dewasa ini buku bacaan untuk anak-anak di tanah air dapat dikatakan didomiasi oleh buku hasil terjemahan dari bahasa asing, salah satunya komik. Komik merupakan cerita rangkaian gambar yang terpisah-pisah tetapi berkaita denga isi ceritanya mdapat dilengkapi dengan maupun tanpa naskah. Komik merupakan karya sei yang khas dengan menggabungka sei menggambar, seni bercerita, dan seni tulis. Bahkan disebut-sebut komik sebagai “pintu masuk”utuk kwsenangan anak membaca. Maraknya komik di kalangan anak-anak merupakan dampak dari era globalisas. Jika anak-anak tidak dikenalkan dengan cerita asli Indonesia maka mereka akn semakin jauh dari akar budaya bangsanya. Begitu gemarnya anak dengan komik bahkan ada yang sampai kecanduan. Setiap ada kesempatan dihabiskan untuk membaca komik. Jika sudah membaca, mereka sulit dialihkan kegiatannya. Banyak aktivitas tertunda. Mereka jadi malas mandi, malas belajar, malas makan, dan sebagainya. Hal ini tentu saja menimbulkan masalah. Anak jadi kurang bisa mengendalikan diri, sering pula terjadi, anak jadi sering meniru semua kebiasaan tokoh dalam komik. Jika yang ditiru adalah kebiasaan baik, maka tidak ada masalah. Namun berbeda jika anak menjadi meniru kebiasaan buruk.
ISI
Pengaruh karakteristik komik terhadap anak
Satu aspek yang penting di sebuah komik adalah penggambaran tokohnya. Kekuatan gambar menjadi daya tarik tersendiri bagi anak-anak. Imajinasi mereka muncul saat melihat gambar dan membaca naskahnya. Penggambaran dalam bentuk gambar dan tulisa itu merupakan tuangan ide pengarang untuk menunjukkan mana tokoh utama dan mana tokoh penunjang, mana yang berperan protagonist dan peran antagonis, atau bahkan tokoh digambarkan memiliki dua sifat tersebut. Komik dianggap sebagai media yang ampuh untuk menyampaikan ilai-nilai, maka perlu adanya selektifitas dari orang tua dan perlunya meluangkan waktu untuk membicarakan semua teks secara detailsehingga dapat merangsang minat anak, juga memperkaya dan mengembangkan pengetahuan anak.
Dampak positif komik
• Komik mendorong kita untuk mengoptimalkan mata untuk mencermati panel-panel dan teks yang disertakan.
• Merupakan salah satu contoh pemanfaatan gambar untuk memperkenalkan suatu konsep tertentu, dalam hal ini alfabet.
• Sangat bermanfaat dan menolong karena menghadirkan nuansa balajar yang menyenangkan bersama tokoh kesayangan.
• Alur cerita yang dituangkan dalam panel-panel gambar akan membantu mereka melihat jalan cerita. Ilustrasi-ilustrasi yang sesuai dalam sebuah komik jelas membantu anak-anak maupun mereka yang ingin menikmati sebuah cerita.
• Mengajarkan nilai-nilai moral. Seperti nilai persahabatan, nilai kerja keras, nilai kebersamaan, kegigihan, dan semangat pantang menyerah, dll.
• Merupakan sarana hiburan yang tidak memakan waktu.
Dampak negatif komik
• Tidak mampu menikmati dan mengapresiasi karya-karya sastra.
• Komik membatasi bahakan memungkinkan penumpulan imajinasi.
• Komik menimbulkan efek adektif, artinya efek yang timbul bisa berupa keinginan untuk segera menikmati seri sambungan (umumnya karena penasaran). Efeknya, selain menghabiskan banyak dana untuk menyewa atau membeli edisi demi edisi, rasa penasaran juga bis amendorong kita untuk lebih banyak menghabiskan waktu bersama komik.
• Komik lebih eksplisit menggambarkan adegan. Adegan-adegan kekerasan bernuansa pornografi juga tergambar dengan lebh jelas dalam komik. Hal ini sudah pasti tidak akan baik bila dikonsumsi oleh anak-anak dibawah umur. Beberapa komik juga mengikuti praktik atau kebiasaan yang berkenan erat dengan okultisme (misalnya pada komik seri-seri misteri).
PENUTUP
pemaparan di atas pada dasarnya bertujuan untuk mengingatkan bahwa komik merupakn sarana hiburan untuk mengisi waktu luang, juga mengingatkan agar para penikmat konik pun bersikap bijaksana dalam menikmati komik. Sama seperti radio dan televisi, komik juga berdampak besar dalam membentuk manusia. Komik merupakan jenis hiburan yang mudah dibaca. Apalagi karakter dan plotnya mengesankan, ilustrasinya juga mudah diingat. Selama penulis masih terus memproduksi komik dan pembaca masih menanti kisah-kisah dalam planel bergambar, komik tidak akan pernah lenyap.
REFERENSI
Suprawati, N. 2008. “Manfaatkan Komik, Anak Pun Berkembang”. Yogyakarta.
Kurnia, R. S. 2008. “Menggali Nilai dari Jalinan Gambar”. [online]. Tersedia: http://penulislepas.com. [28 Oktober 2009].
Selasa, 19 Januari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar