Ana Nurwahyu
0904052, PGSD 1B
Dewasa ini kemajuan zaman semakin pesat, banyak teknologi yang masuk ke negara ini. Oleh karena itu, kita membutuhkan individu yang kreatif. Kreativitas itu perlu ditumbuhkembangkan sejak dini, khususnya pada usia sekolah dasar, karena pada masa ini seseorang sedang membentuk kepribadian dan merupakan puncak pengembangan kreativitas. Dalam pengembangan kreativitas, peran pendidik sangat penting. Berbagai usaha dapat dilakukan baik pendidikan formal, informal maupun nonformal.
Pengertian Kreativitas
Guilford (1970) menyatakan bahwa kreativitas mengacu pada kemampuan yang menandai ciri-ciri seorang kreatif. Lebih lanjut Guilford mengemukakan dua cara berpikir yakni cara berpikir konvergen dan cara berpikir divergen. Cara berpikir konvergen adalah cara-cara individu dalam memikirkan sesuatu dengan berpandangan bahwa hanya ada satu jawaban yang benar. Sedangkan cara berpikir divergen adalah kemampuan individu untuk mencari berbagai alternatif jawaban terhadap suatu persoalan. Dalam kaitannya dengan kreativitas, Guilford menekankan bahwa orang-orang kreatif lebih memiliki cara-cara berpikir divergen daripada konvergen.
Orang kreatif memiliki banyak jalan untuk mengatasi masalahnya, dan mempunyai banyak ide untuk ditampilkan. Oleh karena itu orang kreatif banyak dibutuhkan. Orang yang kreatif juga memiliki kemampuan untuk mengeksplorasi suatu gagasan. Kreativitas itu berkembang dengan didasari oleh potensi yang ada dalam diri individu dan didukung oleh pengalaman selama berinteraksi dengan lingkungannya. Selama berinteraksi dengan lingkungannya itu kemampuan berpikir divergen yang menjadi ciri utama kreativitas itu berkembang karena menghadapi persoalan di lingkungannya tersebut.
Seorang ahli yang sangat menekankan pentingnya dukungan faktor lingkungan bagi perkembangan kreativitas adalah Torrance. Ia menyatakan bahwa agar potensi kreatif individu dapat diwujudkan, diperlukan kekuatan-kekuatan pendorong dari luar yang didasari potensi itu sendiri.
Kreativitas itu tidak ada semata-mata sejak lahir, tapi juga perlu potensi untuk mengembangkannya, apabila tidak ada potensi kreativitas itu tidak berguna apa-apa. Rasa ingin tahu yang tinggi mendorong seseorang untuk berpikir kreatif. Maka dari itu, orang yang banyak menemukan penemuan adalah orang-orang yang kreatif.
Kreatifitas pada Anak Usia Sekolah Dasar
Masa sekolah dasar adalah masa peralihan dari kanak-kanak menuju remaja, usianya kira-kira 6-12 tahun. Pada masa ini anak mulai menyesuaikan diri dengan kenyataan yang konkrit dan rasa ingin tahunya mulai berkembang. Pada masa ini, menurut Jean piaget, interaksinya dengan lingkungan, termasuk dengan orang tuanya, sudah semakin berkembang karena rasa mementingkan dirinya sendiri mulai berkurang.
Anak sudah mulai mengamati, menimbang, dan mengembangkan pikiran orang lain dengan cara yang subjektif. Faktor yang menentukan berkembangnya kreativitas diantaranya :
Anak mulai mampu berpikir logis dal;am bentuk yang sederhana
Kemampuan untuk memelihara identitas diri mulai berkembang
Konsep tentang ruang makin meluas
Sudah menyadari akan adanya masa lalu, masa kini dan masa akan datang
Sudah mempu mengimajinasikan sesuatu, meskipun biasanya masih memerlukan bantuan objek konkrit.
Misalnya saja, seorang anak apabila melihat kertas lipat keinginannya untuk membentuk sesuatu dari kertas lipat itu amat besar, meskipun masih butuh contoh untuk melihat aslinya. Namun daya imajinatifnya ini akan terhambat apabila fungsi kognitifnya itu terus mendapat rangsangan. Misalkan, anak harus mengerjakan tugas sesuai dengan perintah guru, hal ini menyebabkan kreativitasnya menurun.
Kreativitas akan berkembang lebih baik apabila diasah pada usia ini, anak sekolah dasar cenderung senang bereksplorasi dengan hal-hal yang baru ditemuinya. Bahkan ingin mencoba untuk melakukan hal itu.
Mengembangkan Kreativitas pada Anak Sekolah Dasar
Anak-anak kreatif sebenarnya memiliki kedudukan yang sama dengan anak lain, namun potensinya ini harus mendapat perhatian khusus dari pendidik untuk mengembangkan dirinya. Maksud perhatian ini adalah bimbingan yang mengarahkan kreativitasnya itu pada hal yang tepat, agar potensinya itu tidak sia-sia. Misalkan anak yang senang menggunting kertas menjadi bentuk yang indah, harus diarahkan pada potensi kerajinan tangannya. Oleh karena itu, agar pengembangan kreativitas itu tepat sistem pendidikan hendaknya jangan selalu memperhatikan kognitifnya saja, yaitu dengan selalu menggunakan otak kiri, tapi kemampuan otak kananpun harus digunakan, agar kedua belah otak dapat bekerja dengan seimbang dan maksimal.
Agar pendidikan dapat memberikan bantuan kepada anak kreatif, hendaknya guru dan pembimbing lainnya memilki model pembelajaran yang dapat memacu kreativitas anak. Selain itu peran orang tua dalam memfasilitasi anaknya juga sangat berpengaruh, Beck (1997) menyatakan bahwa :
penelitian yang dilakukan pada anak-anak yang berbakat dan orang-orang berprestasi ternyata menunjukkan bahwa mereka kebanyakan dari keluarga kaya dengan bacaan, aktivitas-aktivitas yang merangsang pemikiran, juga orang tua yang menekankan keingintahuan serta menerima keunikan pribadi setiap anak.
Selain itu pembimbing harus memahami pikiran dan perasaan anak, jangan memaksa apabila anak tidak melakukan hal yang tidak disukainya, malah seharusnya pembimbing mendorong anak untuk mengungkapkan gagasannya, sehingga anak merasakan lingkungan yang bersahabat, bebas dari ancaman dan penuh penghargaan. Setiap anak memiliki segi positif, oleh karena itu pembimbing harus mengeksplorasi potensi anak, bukan mencari kelemahannya, dan yang terpenting adalah pembimbing tidak menekankan pada hasil yang dicapai anak tetapi pada bagaimana anak melakukan prosesnya. Dedi Supriadi (1994) mengemukakan sejumlah bantuan yang digunakan untuk membimbing anak yang kreatif, diantaranya :
Menciptakan rasa aman untuk mengekspresikan kreativitasnya.
Mengakui dan menghargai gagasan anak.
Menjadi pendorong bagi anak untuk mengkomunikasikan dan mewujudkan gagasan-gagasannya.
Memahami anak memahami divergensinya dalam berpikir dan bersikap, bukan malah menghukumnya.
Memberikan peluang untuk mengkomunikasikan gagasannya.
Memberikan informasi mengenai peluang-peluang yang tersedia.
Anak usia sekolah dasar adalah masa puncak perkembangan, oleh karena itu peran orang tua, guru dan pembimbing adalah mengarahkan mereka kepada potensi yang dimilikinya agar menjadi prestasi, dengan begitu anak dapat menyalurkan kreativitasnya pada hal positif sehingga kita dapat memperoleh individu baru yang kreatif untuk menghadapi kemajuan zaman yang pesat ini.
Referensi
2009. Mengembangkan kreativitas anak .[online]. Tersedia : http: // lead.sabda.org.
[27 Oktober 2009]
Supratiningsih.2009. Pengembangan Kreativitas Anak Usia Pra-sekolah dan Sekolah
Dasar.[online]. Tersedia : http : // journal.um.ac.id. [27 Oktober 2009]
Asrori, Mohammad. 2008. Psikologi Pembelajaran. Bandung : CV Wacana Prima.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar