PENGARUH INTERNET DAN TELEVISI TERHADAP ANAK
Santi Juliana Wulandari
NIM. 0902803, PGSD I-B
Pengaruh internet bagi generasi muda sangat banyak, baik positif maupun negatif. Internet itu hanya sebuah medium penyampaian informasi, seperti siaran televisi atau siaran radio dan jaringan telepon. Namun ia lebih canggih karena bisa menghantarkan informasi dalam berbagai bentuk (multimedia) dan tentu saja dua arah. Internet bersifat netral, tergantung bagaimana penggunaannya. Apabila di gunakan dengan baik,bisa luar biasa bermanfaat, khususnya bagi generasi muda dalam bidang pendidikan, materi pelajaran bisa di sampaikan dalam berbagai bentuk, gambar, animasi, film, suara, dan konten-konten interaktif. Murid bisa lebih mudah belajar dan berkreasi. Ilmu pengetahuan dan informasi terbaru dapat disampaikan dalam waktu yang sangat singkat dari dan ke belahan bumi manapun. Generasi muda juga dapat berkomunitas dengan siapapun tanpa menghiraukan ruang dan waktu.
Berhubung internet sangat versatil penggunaannya, dampak negatif juga sulit dihindari. Seperti yang telah disebutkan, informasi dapat mengalir dengan sangat cepat dari dan kemanapun. Sebagai manusia yang di karuniai akal oleh Tuhan,sudah pasti tidak benar jika kita mencap internet harus di cegah penggunaannya hanya karena dampak negatif dan menghiraukan dampak positif. Generasi tua, harus mengarahkan generasi muda dalam penggunaan internet, baik dengan cara halus bahkan paksaan. Hal ini biasa disebut parental kontrol.
Internet biasanya di akses melalui komputer. Telah banyak program-program untuk memblokir konten-konten yang tidak sesuai bagi kalangan tertentu. Hal ini dapat di gunakan oleh orang tua. Hal ini dapat di terapkan di keluarga masing-masing atau bahkan agregat oleh institusi tertentu, seperti sekolah dan juga pemerintah negara. Orang tua yang teredukasi dan relatif masih merupakan generasi sekarang kebanyakan pasti telah memikirkan ini, karena telah mengalami dan mengetahui permasalahan akibat internet bagi anak-anaknya. Namun bagi yang bukan generasi sekarang, banyak dari mereka yang berpikir tidak perlu menguasai teknologi-informasi yang ada, cukup bagi anaknya saja. Padahal untuk mengawasi anak-anaknya, orang tua harus menguasai teknologi yang digunakan. Dampak negatif bisa merembet dari dan ke berbagai usia, misalnya apabila seorang anak terbiasa melihat kekerasan dan pornografi, maka itu akan berdampak pada tingkah lakunya saat dewasa.
Dalam berita ranesi tanggal 20 april lalu, dikatakan bahwa anak-anak Sekolah Dasar di Belanda sekarang makin banyak yang melakukan pelecehan seksual terhadap temannya. Dan menurut De Winter, seorang Guru Besar Pedagogi Belanda, ini karena pengaruh media. Dalam artikel di bawah ini, dia mengatakan, “banyak orang tua berpendapat bahwa mereka tidak bisa berbuat apa-apa terhadap pengaruh televisi dan internet. Tapi itu tidak benar, orang tua dan sekolah harus lebih banyak campur tangan”. Salah satu caranya tentu dengan meningkatkan ilmu kita sebagai orang tua, supaya kita tahu bagaimana menangkal pengaruh-pengaruh media ke anak kita, dan kata-kata apa yang harus kita tekankan ke anak-anak kita agar terhindar dari pelecehan seksual.
Bermain dokter-dokteran bukan hal baru lagi bagi anak-anak. Tapi yang baru adalah semakin banyaknya dan semakin mudahnya anak-anak di hadapkan dengan gambar-gambar bernuansa porno. Kekhawatiran terhadap dampaknya, meningkat pula. Baru-baru ini seorang anak laki-laki berusia 12 tahun di kota Amersfoort, Belanda Tengah, melakukan pelecehan seksual terhadap teman sekolahnya. Selain itu ada dua Sekolah Dasar lagi yang muridnya berbuat tidak senonoh. Guru Besar Pedagogi di Universitas Utrecht Micha de Winter mengusulkan agar peranan orang tua murid di sekolah di tingkatkan.
Buku Het is niet leuk
Ketika jam istirahat seorang anak laki-laki di SD de Vlindervallei di Amersfoort, Belanda Tengah, menarik seorang anak yang sebaya dengan dia ke pangkuannya. Kemudian ia mengeluarkan kata-kata yang bernuansa seksual. Apa yang di lakukan anak-anak ini tampaknya baru dan sering terjadi. Martine Delfos adalah seorang psikolog dan penulis buku anak-anak ‘Het is niet leuk’ (ini tidak menyenangkan). Buku ini mengenai anak-anak yang melakukan pelecehan seksual terhadap anak-anak lain. Delfos heran mengapa banyak anak-anak yang memperlihatkan perilaku seksualitas secara terbuka. Martine Delfos: ”apa yang persis mereka lakukan memang hal yang baru, terutama volumenya. Tapi gejala yang paling baru adalah coraknya yang sangat berbeda dan keterbukaannya. Dulu tidak seperti itu. Dulu biasanya tersembunyi. Tetapi sekarang apa yang dilakukan anak-anak itu sangat terbuka”.
Dewasa ini anak-anak banyak di hadapkan dengan gambar-gambar seksual di bandingkan sekitar sepuluh tahun yang lalu. Di internet anak-anak di konfrontasi dengan gambar-gambar seks. Menurut Guru Besar Pedagogi Micha de Winter gambar-gambar itu bermakna lain bagi anak-anak. Micha de Winter: “Anak-anak yang menonton channel musik atau internet, mereka mendapat kesan bahwa perempuan-perempuan atau gadis-gadis yang mereka lihat itu memang untuk digoda. Jadi, gambar-gambar yang dilihat anak-anak itu tidak objektif”.
Tidak semua orang menganggap prilaku anak-anak itu sebagai hal yang salah. Ketua Organisasi Pemimpin Sekolah di Belanda, Ton Duif, bertanya-tanya apakah ini semua memang bermasalah. Menurut Duif anak-anak sekarang memang cepat dewasa dan suka mencoba-coba. Ton Duif: “Masalahnya semuanya di besar-besarkan sehingga di anggap sebagai perilaku tidak normal. Itu sebenarnya prilaku alami. Tapi sekolah memang harus mengantisipasi. Sekolah memang harus berbuat”.
Ini bukan hanya kesalahan media baru. Menurut De Winter, orang tua dan sekolah harus lebih banyak campur tangan. De Winter menyadari sekarang banyak orang tua yang berpendapat bahwa mereka tidak bisa berbuat apa-apa terhadap pengaruh televisi dan internet. Tapi itu tidak benar. Karenanya, De Winter menghimbau agar orang dewasa menjadi tauladan. Harus memperlihatkan bahwa orang dewasa dalam kehidupan sehari-hari bergaul dengan cara berbeda dari apa yang mereka lihat di internet dan videoklip.
REFERENSI
http://wawan-junaidi.blogspot.com/2009/08/pengaruh-internet-dan-televisi-pada.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar