Selasa, 19 Januari 2010

PENGARUH ANAK YANG SUKA MENONTON TAYANGAN TELEVISI

ADE SRI RAHAYU

0902955 PGSD 1B

PENDAHULUAN

Suatu hal yang pasti televisi memberikan dampak yang sangat besar bagi perkembangan anak. Anak-anak yang waktunya banyak dihabiskan untuk menonton televise dapat berakibat yang fatal, yaitu kemunduran dalam berfikir yang logis. Hal ini berdampak pada anak yang berakibat hanya menerima, kurang kreatif dan sebagainya. Kebanyakan mereka cenderung menjadi suka marah-marah, agresif bahkan mereka juga cenderung meniru aktor-aktor yang akting dalam tayangan tersebut. Kecenderungan meningkatkan kekerasan dan perilaku negative lainnya. Pada anak diduga sebagai dampak gencarnya televisi. Karena media ini memiliki potensi besar dalam merubah sikap da perilku masyarakat terutama anak-anak yang relative masih mudah terpengaruh dan dipengaruhi. Hasil penelitian para ahli menunjukkan bahwa tayangan televisi bisa mempengaruhi perilaku anak dan juga sebaliknya tidak berpengaruh apa-apa. Oleh karena itu penangkal yang paling ampuh terhadap dampak negative dalam tayangan televisi adalah menciptakan keluarga yang harmonis, keluarga yang berusaha menanamkan norma luhur dan nilai agama dalam kehidupan sehari-harinya. Sekolah juga berperan aktif terhadap kelangsungan dari terbentuknya perilaku dan dan pemikiran yang positif.

BAHAYA MENONTON TELEVISI BAGI ANAK-ANAK

Banyak sekali stasiun televisi yang menayangkan film kartununtuk menarik perhatian para audiencenya, khususnya anak-anak. Film kartun pada umumnya berdasarkan pada cerita-cerita fantasi, karena itu pada umumnya anak-anak menyukai film kartun sebab sebagai media berfantasi untuk berkhayal. Kodrat daya khayal pada umumnya bersumber pada keinginan anak-anak akan kebebasan. Tetapi bila diamati lebih lanjut dalam film kartunpun ternyata mengandung adegan kekerasan, dan seringkali adegan tersebut ditunjukkan secara vulgar.

Banyaknya tayangan kartun di televisi yang banyak digemari anak-anak membuat khawatir masyarakat terutama orang tua. Kekhawatiran orang tua tersebut disebabkan karena kemampuan berpikir anak masih relatif sederhana mereka masih menganggap bahwa tayangan televisi sesuai dengan kejadian yang sebenarnya. Mereka masih sulit untuk memilah-milah perilaku yang baik sesuai dengan nilai dan norma agama dan kepribadian bangsa. Adegan kekerasan, kejahatan, konsumtif termasuk perilaku seksual di layar televisi diduga kuat berpengaruh terhadap daya khayal anak. Dengan menonton sesuatu yang tidak merangsang refeks dan otak akan berakibat sebaliknya yaitu emah dalam berfikir. Menonton televisi memang bisa mengistirahatkan otak. Namun bila terlalu sering akan berdampak buruk bagi seorang anak. Jika mennton televisi sang anak diarahkan pada film yang berguna dimasa depan. Film-film pendidikan atau semacamnyamungkin juga dengan acara humor yang bisa membuat tertawa, itu merupakan hal yang tidak jelek untuk ditonton.

Jika dilihat dari masalah ini pembiasan dan pengukuhan lingkungan anak dapat dibentuk melalui tayangan televisi yang sesuai dengan nilai, norma, dan kepribadian bangsa. Karena tayangan televisi setiap saat bisa ditonton anak-anak. Banyak film kartun yang memang memiliki efek yang negative bagi anak-anak. Contohnya yaitu film Crayon Shincan yang menayangkan hal-hal yang berhubungan dengan aksi-aksi pornografi dan penyimpangan seks. Tidak bisa di bayangkan apabila anak-anak kecil memiliki pandangan lain terhadap adegan-adegan fulgar yang ada dalam film tersebut. Selain film Crayon Shincan, film yang berisi kekerasan yaitu Samurai X. dengan banyaknya kekerasan dalam film tersebut sangat memungkinkan menjadikan anak-anak dibawah umur berkhayal untuk selalu ingin lebih hebat dari yang lain dan selalu ingin tampil sebagai jagoan. Film Spongebob juga bisa berakibat buruk bagi anak-anak yaitu mengajarkan anak untuk bertindak bodoh dan ceroboh serta berperilaku menyimpang. Contoh yang diberikan dalam film ini dapat dengan mudahnya. (Ardianto elvinaro,2007:83). Meskipun ide-ide cerita tersebut berupa kejadian sehari-hari yang nyata bukan berarti tidak ada kemungkinan untuk menggali cerita yang lebih bersifat khayal dalam film kartun.

Daya khayal anak merupakan bagian dari salah satu tahapan perkembangan yang sehat. Sehingga anak dalam menciptakan berbagai objek yang tidak harus sama dengan kenyataan sehari-hari dan obyek tersebut memiliki arti tersendiri baginya. Biasanya hal tersebut muncul sejak anak usia dini yaitu saat anak berusia 3-5 tahun yang merupakan masa orientasi penyesuaiannya masih belum seimbang, pada usia ini daya khayal anak mulai meluas dan belum bisa membedakan imajinasi dan kenyataan. Pada masa inilah anak dapat mengembangkan pikirannya mengenai hal-hal yang ia lihat termasuk adegan yang ada di dalam film kartun. Menurut para ahli, daya khayal ini sangat besar manfaatnya bagi perkembangan anak. Hal yang harus dilakukan orang tua adalah member rangsangan melalui tingkah laku dan percakapan. Seharusnya orang tua mengarahkannya agar bisa lebih kreatif.

SELAMATKAN ANAK DARI PENGARUH TELEVISI

Ada beberapa tips untuk menjaga anak dari pengaruh televisi. Pertama, sebaiknya orang tua lebih dulu membuat batasan pada dirinya sebelum menentukan batasan pada anak-anaknya.biasanya pada saat lelah atau bosan, orang tua suka menonton televisi. Tetapi kalau itu tidak dilakukan dengan rutin artinya orang tua bisa melakukan kegiatan lain kalau sedang jenuh anak akan tahu ada banyak cara berkreativitas selain menonton televisi. Kedua, usahakan televisi hanya menjadi bagian kecil dari keseimbangan hidup anak. Yang penting, anak-anak perlu punya cukup waktu untuk bersama teman-teman dan mainannya, untuk membaca cerita dan istirahat. Ketiga, mengikutsertakan anak dalam membuat batasan. Tetapkan apa, kapan, dan seberapa banyak acara yang ditonton, tujuannya agar anak menjadikan kegiatan menonton televisi hanya sebagai pilihan, bukan kebiasaan. Keempat, cermati jenis program yang ditonton. Ini penting, sebab menyangkut masalah kekerasan, adegan, seks, dan bahasa kotor yang kerap muncul dalam suatu acara. Kelima, waktu. Kapan dan berapa lama anak boleh menonton televisi, semua itu bergantung pada cara sebuah keluarga menghabiskan waktu mereka bersama.

PENUTUP

Jenis kekerasan yang sering muncul adalah dalam film kartun. Biasanya cerita-cerita yang tersaji dalam kartun bertema kehidupan sehari-hari anak di lingkungannya, bisa berupa kenakalan-kenakalan dalam permainan, peristiwa di sekolah, kejadian disekitar rumah atau dalam pergaulan social di lingkungannya. Orang tua sangat berperan dalam terbentuknya pola perillaku anak karena didikan dirumah lebih berpengaruh terhadap keseharian anak dari pada di sekolah, tetapi hal tersebut tidak memiliki andil dalam pengalokasian daya khayal anak terhadap perilaku anak sehari-hari. Sekolah selain tempat untuk mencari ilmu teoritis,tetapi juga mengajarkan kepada anak-anak tentang mana yang baik mana yang buruk. Oleh karena itu guru-guru dan pihak lainnya di sekolah perlu untuk lebih mengajarkan anak akan bahaya-bahaya dari televisi.

Sebaiknya anak-anak harus di budayakan baca buku bukan menonton televisi. Dengan membaca bisa memberikan ruang yang luas untuk berimajinasi mengikuti jalan cerita yang ada. Tanpa kita sadari acara-acara di televisi bisa membuat generasu muda kita menjadi rusak. Bagaimana nasib bangsa ini jika tontonan dan film-film sekarang mengajarkan kekerasan dan kejahatan pada penerus bangsa. Buruk sekali dampaknya terhadap perkembangan anak-anak padahal mereka inilah yang menjadi penerus bangsa.

REFERENSI

Nurdi.2004. Komunikasi Massa. Malang: Cespur

Darwanto.2007.Televisi sebagai media pendidikan.Yogyakarta : Pustaka pelajar

Kamus Besar Bahasa Indonesia,edisi 3 : Jakarta

Rogers,Bill.1994.Behaviour Recovery,terj.Rahayu Retnaningsih.Jakarta :Grasindo

Ardianto,Elvinaro2007..Komunikasi Massa Suatu Pengantar.Bandung:Rosdakarya

Burtn,Greame.2007.Membincangkan Televisi.Bandung : Jalasutra

www.perempuan.com

www.inspiredkidsmagazine. com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar