Rabu, 02 Desember 2009

BELAJAR AKTIF DI SEKOLAH DASAR

Verra Triyanti Agustin
NIM 0902925, PGSD B’09

Orang tua menyekolahkan anaknya di Sekolah Dasar dengan harapan anak mereka akan menjadi orang yang berhasil kelak. Namun harapan orang tua tidak sepenuhnya tercapai karena setelah mereka lulus dari Sekolah Dasar anak-anak kurang kreatif, malas, tidak disiplin,penakut berfikir sempit dan juga menjadi anak yang berbohong pada orang tuanya. Dalam pergaulan anak juga berpengaruh contohnya curang dalam bersaing, suka kekerasan dalam memecahkan masalah Semua ini di akibatkanoleh pandangan seorang guru bahwa anak Sekolah Dasar merupakan proses yang dilalui oleh anak tanpa diketahui kemana ujungnya dari proses tesebut
Dalam hal ini Pembelajaran di sekolah sangat mempengaruhi anak untuk menjadikan seorang anak yang mempunyai kepribadian baik. Masih banyak guru berfikir bahwa “anak mendengarkan ceramah guru” atau “anak menulis kembali materi yang ada di buku ajar.” Masih banyak guru yang beranggapan bahwa “mendidik adalah memberi tahu”, “anak SD tidak bias apa-apa”atau “guru lebih pintar dari anak”. Karena anggapan guru seperti itulah proses pembelajaran tidak pernah terjadi. Yang terjadi adalah proses menonton guru berceramah dan anak yang mendengarkan dan melaksanakan apa yang diperintahkan oleh guru.
Seandainya pandangan seorang guru masih sama. Lalu kapan anak-anak bisa belajar dari kehidupan seperti yang dikatakan Dorothy Law Nolfe bahwa
Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar memaki
Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi
Jika anak dibesarkan dengan ketakutan, ia belajar gelisah
Jika anak dibesarkan dengan rasa iba, ia belajar menyesali diri
Jika anak dibesarkan dengan olok-olok,ia belajar rendah hati
Jika anak dibesarkan dengan iri hati, ia belajar kedengkian
Jika anak dibesarkan dengan dipermalukan, ia belajar merasa bersalah
Jika anak dibesarkan dengan dorongan, ia belajar percaya diri
Jika anak dibesarkan dengan toleransi ia belajar menahan diri
Jika anak dibesarkan dengan pujian ia belajar menghargai
Jika anak dibesarkan dengan penerimaan, ia belajar mencintai
Jika anak dibesarkan dengan dukungan, ia belajar menyenangkan diri
Jika anak dibesarkan dengan pengakuan, ia belajar kedermawaan
Jika anak dibesarkan dengan kejujuran dan keterbukaan, ia belajar kebenaran dan keadilan.
Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, ia belajar menaruh kepercayaan.
Jika anak dibesarkan dengan persahabatan, ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan.
Jika anak dibesarkan dengan ketentraman, ia belajar berdamai.
Dorothy Law Nolfe

Dari pernyataan Dorothy Law Nolfe kita dapat menyimpulkan bahwa sesungguhnya anak belajar dari apa yang mereka dapatkan. Maka guru harus bisa mengubah pandangan mereka mengenai pembelajaran anak didik mereka, sehingga mereka menjadi anak yang mempunyai kepribadian. Dan guru harus mengubah pola belajar pasif mereka menjadi pola pembelajaran aktif.
Belajar aktif adalah segala bentuk pembelajaran yang memungkinkan anak berperan secara aktif dalam proses pembelajaran itu sendiri baik dalam bentuk interaksi antar anak maupun anak dengan guru dalam proses pembelajaran tujuannya adalah untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki anak dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan kepribadian yang mereka miliki.
Sebenarnya semua kegiatan belajar merupakan kegiatan belajar aktif. Dalam kegiatan belajar mengajar dikelas sering kali guru hanya bercerita dan murid hanya mendengarkan saja. Dalam pembelajaran seperti itu adalah pembelajaran dalam satu arah. Kegiatan belajar seharusnya tidak demikian, tidak membuat murid bosan lalu tertidur. Seharusnya proses belajar itu membuat siswa aktif, menyenangkan dan dinamis. Seperti mendengar dan berbicara, melihat dan membaca bahkan memperagakan atau melakukan suatu aktifitas sehingga terjadi komunikasi antara guru dan murid.

1. Pembelajaran yang Aktif
Aspek yang mempengaruhi keberhasilan belajar atau pencapaian suatu kompetensi adalah cara guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Kecenderungan ini terjadi pada pembelajaran di Indonesia adalah kegiatan belajar masih berpusat pada guru yaitu guru lebih banyak bercerita. Siswa tidak aktif dalam pembelajaran, guru tidak jarang menggunakan media pembelajaran sehingga proses pembelajaran tidak menyenangkan. Oleh karena itu paradigma lama di manna orientasi belajar lebih berpusat pada guru harus mulai ditinggalkan dan diganti dengan orientasi pembelajaran yang aktif atau yang berpusat pada siswa.
Pembelajaran aktif merupakan proses belajar dimana seorang guru harus menciptakan suasana yang sedimikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan dan juga mengemukakan pendapat. Keaktifan seorang siswa sangatlah penting demi membentuk siswa yang kreatif dan mampu meghasilkan sesuatu untuk dirinya sendiri dan untuk orang lain.
Hal tersebut di atas diperkuat oleh konsep pembelajaran dari Edgar Dale (1969) sebagai berikut:.
Jika pembelajaran hanya dengan membaca (reading), maka berapa banyak kecenderungan untuk mengingat (How much we tend to remember), yaitu hanya 10% dari apa yang dibaca (10% of what we read). Sedangkan pada derajat keterlibatan siswa (Our level of involvement) termasuk dalam kelompok pasif (passive), yaitu dapat diterima secara lisan saja (verbal receiving). Pada pembelajaran dengan melakukan sebuah aksi presentasi (doing a dramatic presentation), simulasi pengalaman nyata (simulating a real experience), dan melakukan sesuatu kegiatan yang nyata atau dengan benda-benda/alat sesungguhnya (doing the real thing) akan memberikan kecenderungan mengingat sebesar 90% apa yang dikatakan dan dilakukan. Sedangkan derajat keterlibatan siswa tergolong aktif. Dengan demikian, berarti belajar dengan melakukan (doing) dapat diingat dan diulang kembali dengan kecenderungan berkisar 90%.

Edgar Dale juga mengemukakan bahwa pembelajaran aktif merupakan suatu cara pembelajaran yang tidak dapat ditunda lagi untuk dapat di implementasikan pada anak didik kita, terutama pada pendidikan dasar. Pembelajaran aktif juga dapat mengangkat tingkat pembelajaran dari keterampilan berfikir tingkat rendah (pengamatan, menghafal, mengingat informasi dan mengetahui) hingga ketrampilan berfikir tingkat tinggi (memecahkan masalah, analisis, sintesis, dan sebagainya). Di Indonesia pembelajaran aktif ini di istilahkan dengan istilah PAKEM, yaitu Pembelajaran yang Aktif, Kreatif,Efektif dan Menyenangkan. Pendekatan PAKEM ini diharapkan diimplementasikan untuk membelaajarkan anak-anak Sekolah Dasar (SD).
2. Suasana Pembelajaran Aktif di kelas
Ketika desentralisasi pendidikan sedang digulirkan dan paradigma baru pendidikan sedang dikembangkan tidak ada jalan lain kecuali kita mengembangkan sensitivitas dan kreatifitasnya. Pendidikan merupakan tanggungjawab bersama anatara pemerintahan, sekkolah, orang tua, dan masyarakat. Keberasilan pendidikan akan mudah dicapai jika mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Bagaimana cara kita sebagai pendidik untuk membuat aktif pembelajaran di kelas. Sebenarnya banyak cara yang dapat kita lakukan untuk membuat suasana belajar di kelas lebih kondusif. Kita sebagai pendidik tidak harus selalu bercerita di kelas kita sebaiknya membuat pelajaran itu menyenangkan bagi siswa sehingga siswa mau bertanya dan tidak membosankan . dan membuat kelas menjadi dinamis. Seperti mendengar dan berbicara, melihat dan membaca bahkan memperagakan atau melakukan suatu aktifitas sehingga terjadi komunikasi antara guru dan murid.
Mohammad Surya mengemukakan pengajaran akan bersifat efektif jika (1) berpusat pada siswa yang aktif (2) terjadi interaksi edukatif antara guru dan siswa;(3) brkembang suasana demokratis; (4) metode mengajar bervariasi; (5) gurunya professional; (6) apa yang dipelajari bermakna bagi siswa (7) lingkungan belajar kondusif serta (8) sarana dan prasana menunjang.
Tentu saja ada gambaran yang jelas mengenai pembelajaran aktif yang dapat dilakukan oleh guru sehingga sehingga para peseta didik belajar secara aktif dan mampu mengembangkan potensinya secara meksimal. Orientasi pembelaran di SD adalah bagaimana anak mempunyai kemampuan dasar untuk dapat mengikuti pendidikan lebih lanjut. Selain itu dengan harapan agar siswa mempunyai akhlakul kharimah yang baik, seperti sopan santun, tata karma, etika, moral serta sikap yang dialndasi dengan keagamaan.
Kesimpulan
Pembelajaran aktif di Sekolah Dasar merupakan suatu hal yang perlu dikembangkan dan pencapai tugas-tugas perkembangan anak. Untuk mencapai pembelajara aktif guru harus terlebih dahulu memahami mengapa anak perlu belajar aktif. Sebagai guru memiliki kewajiban mendidik anak, guru harus memfasilitasi anak agar selau aktif.
Pembelajaran aktif sangat berpengaruh pada pola berfikir siswa dalam mengembangkan potensi yang mereka miliki. Penerapan metode belajar mempunyai positif yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
Referensi
Cepi. Pembelajaran Aktif di Sekolah Dasar. [Online]. Tersedia : http://www./scribd.com. [ 26 Oktober 2009]
Mohamad Surya.2004. Psikologi Pembelajaran dan pengajaran. Bandung:Pustaka Bany Quraisy
B.S. Sidjabat. Teori Belajar Aktif Dalam Pembelajaran Pak. [Online]. Tersedia: http://www.tiranus.net/?p=21. [26 Oktober 2009]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar