Selasa, 29 Desember 2009

Dampak Tayangan Televisi Terhadap Perkembangan Psikologi Anak

FITRI APRIANI
0902953/PGSD 1-B


Pendahuluan

Televisi sekarang telah menjelma sebagai sahabat yang aktif mengunjungi anak-anak. Bahkandilingkungan keluarga yangpara orang tuanya sibuk bekerja di luar rumah televise telah berfungsi ganda, yaitu sebagai penyaji hiburan sekaligus sebagai pengganti orangtua dalam mendampingi keseharian anak-anak. Ironisnya,ditengah-tengah peran vitalnya selaku media hiburan keluarga,dunia pertelevisian kini telah mengalami disorientasi dalam ikut mendidik penontonnya. Sebagaimana dikemukakan oleh Ketua Lembaga Sensor Film (LSF), Titie Said. Dunia pertelevisian kini terancam oleh unsur-unsur vulgarisme, kekerasan, dan pornografi (KR,23/9-2003). Ketiga unsur tersebut hampir-hampir menjadi sajian rutin di sejumlah stasiun televise serta dapat ditonton secara bebas bahkan oleh kalangan anak-anak. Padahal ketiga unsure itu mestinya dicegah agar tidak ditonton oleh anak-anak mengingat kondisi psikologi mereka yang belum mampu membedakan mana hal-hal yang positif dan mana hal-hal yang negative dari sebuah tayangan televise.

Isi

Dalam situasi demikian tentu saja akan bersifat kontra produktif jika beberapa stasiun televise menayangkan berbagai acara yang kurang memupuk upaya penanaman nilai agama dan budi pekerti. Untuk itu, sudah saatnya para pengelola televise dituntut kesediaannya dalam memperbanyak volume acara yang membawakan pesan-pesan edukatif dan positif. Sebaliknya mengurangi volume tayangan yang secara terselubung membawakan pesan-pesan negative.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar