Selasa, 29 Desember 2009

MENGGERAKAN SEMANGAT MENGARANG PADA ANAK

ANGGUN ASRI PRATIWI
NIM: 0902790, PGSD - 1B

PENDAHULUAN
Otak manusia terbagi menjadi dua yaitu otak kanan dan otak kiri. Otak kiri memiliki karakteristik antara lain lebih berfikir logis. Sedangkan otak kanan lebih bersifat imajinasi, seni dan kreatifitas. Oleh karena itu manusia harus pandai menyeimbangkan antara otak kanan dan kirinya. Agar berfungsi dengan baik otak kanan perlu diasah maksudnya setiap manusia pasti mempunyai mimpi, manusia cenderung bersifat imajinatif. Bagaimana cara mengasah otak kanan? Yaitu dengan menuangkan imajinasi kita kedalam sebuah karangan sehingga kita dapat melatih tata bahasa penulisan. Selain itu meningkatkan kreatifitas dalam kita dalam mengarang. Guru sebagai pengajar mempunyai peran yang sangat penting yaitu sebagai komunikator, sahabat yang dapat memberikan nasihat-nasihat, motivator sebagai pemberi inspirasi dan membimbing dalam proses belajar mengajar.

Bagi sebagian orang mengarang itu merupakan hal yang susah dengan alasan antara lain : bingung dengan merangkai kata-kata, tidak ada ide, dan yang lebih mengkhawatirkan apabila seseorang berkata “ saya tidak punya bakat untuk mengarang”.
Arswendo Atmowiloto (2001:1) menyatakan, “Mengarang itu Gampang hanya saja perlu minat dan ambisi selain itu tentu seorang pengarang harus bisa membaca dan menulis”. mengarang memang gampang karena setiap manusia pasti mempunyai impian, tidak ada yang sulit jika kita ingin belajar. Berawal dari membaca, tentunya seseorang akan menambah pengetahuanya dari buku yang telah ia baca kemudian apa yang telah diketahuinya dijadikan gambaran untuk mengarang.

Sebenarnya banyak bahan yang dapat dijadikan untuk mengarang. Contoh yang paling mudah cerita pengalaman pribadi, cerita tentang teman atau sahabat, dapat pula cerita tentang kejadian yang dilihatnya (observasi atau penelitian).
Mencari inspirasi dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Sebaiknya jika sudah mulai menemukan inspirasi, segeralah menulisnya atau mengetiknya. Jangan di tunda-tunda, karena biasanya pekerjaan yang ditunda akan membuat seseorang menjadi mengurungkan niatnya untuk mengarang karena selalu ada saja pekerjaan lain yang harus dikerjakan juga. Mengarang bisa dilakukan oleh siapa saja mulai dari anak-anak, remaja orang tua bahkan pensiunan sekalipun.
Dalam dunia pendidikan formal terkadang pada mata pelajaran bahasa Indonesia guru memberikan tugas mengarang pada anak didiknya. Apalagi jika kegiatan mengarang tersebut diterapkan sejak sekolah dasar. Misalnya dari kelas 3,4,5 dan 6 yang sudah lancar membaca dan menulis. Guru harus melatih dan membiasakan anak didiknya untuk mengarang. Mulai dengan hal-hal yang mudah terlebih dahulu misalnya dengan memberikan tugas menuliskan tentang kegiatan sehari-harinya, tentang keluarganya dan tentang liburannya dan lain-lain. Walaupun pada awalnya terkesan terpaksa karena merupakan sebuah tugas tapi kemungkinan besar akan menjadi kegemaran seperti menulis diary tentang peristiwa-peristiwa yang telah dialami atau perasaan yang sedang dirasakan.
Untuk tahap awal, peserta didik pada sekolah dasar mengatakan tidak perlu mengajarkan anak bagaimana mengarang dengan metode seperti membuat novel harus ada plot, konflik dan klimaks namun lebih di tekankan pada bagaimana menggerakkan semangat anak dalam mengarang. Metode seperti itu dapat diterapkan secara bertahap yaitu seiring dengan proses belajar mengajar. Guru sebaiknya membiarkan anak untuk meng-ekspresikan imajinasi sesuai umur mereka jangan dituntut terlalu berlebihan.





PENUTUP
Mengarang itu gampang dan bisa dilakukan oleh siapa saja. Semua bisa dipelajari baca dan tulis dan mempunyai minat terus-menerus yang tak mudah patah semangat. Mengarang juga soal menata jalan pikiran. Berawal dari sebuah imajinasi dan berakhir dengan sebuah karya. Dan mungkin akan menjadi kebanggaan tersendiri. Meskipun menghasilkan karya yang baik harus sabar dan perlu pengeditan berulang-ulang. Untuk itu kita harus mempunyai minat dan ambisi yang kuat


REFERENSI
Atmowiloto, Arswendo. 2004.Mengarang Itu Gampang. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama
A.M , Sardiman. 2007. Interaksi & Motivasi belajar Mengajar. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada

Tidak ada komentar:

Posting Komentar