RINI APRILIANI
NIM 0904101, PGSD 1 B
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan untuk memperoleh pengajaran dan pengetahuan di sekolah secara formal yang mempengaruhi pertumbuhan individu.
Pendidikan mempunyai arti penting dalam kehidupan karena manusia sebagai makhluk yang harus dididik dan mendididk.
Dalam proses belajar mengajar akan terjadi interaksi antara peserta didik dan pendidik. Peserta didik adalah seseorang atau sekelompok orang yang mencari dan menerima pelajaran yang dibutuhkannya, sedangkan pendidik adalah seseorang atau sekelompok orang yang mengolah dan mengawasi kegiatan belajar mengajar selama kegiatan itu berlangsung secara efektif.
Dalam kegiatan belajar mengajar terdapat peserta didik atau siswa, guru sebagai pendidik, tujuan pembelajaran, isi dari pembelajaran, cara mengajar dan evaluasi. Tujuan pembelajaran adalah perubahan tingkah laku yang bersifat normatif yakni perubahan yang menjadi lebih baik atau menuju ke hal-hal yang positif setelah peserta didik mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Keberhasilan proses belajar mengajar tergantung pada cara nyang dilakukan pendidik dalam mengajar. Jika cara mengajar guru terasa enak menurut siswa, maka siswa pun akan menjadi rajin, giat dan antusias dalam menerima pelajaran yang diberikan oleh guru, dan diharapkan akan terjadi perubahan yang menjadi lebih baik dari siswa itu dan tujuan pembelajaran pun dapat tercapai.
PEMBAHASAN
Pengertian Peserta Didik atau Siswa
Dalam kegiatan belajar mengajar melibatkan peserta didik atau siswa, guru sebagai pendidik, tujuan pembelajaran, isi dari pembelajaran, cara mengajar dan evaluasi.
Menurut Aminuddin Rasyid (2000:105), peserta didik adalah seseorang atau sekelompok orang yang bertindak sebagai pelaku pencari, penerima dan penyimpan isi pelajaran yang dibutuhkannya untuk mencapai tujuan.
Sebagai seorang peserta didik atau siswa mempunyai tugas untuk mencari pengetahuan, menerima pengajaran dari pendidik atau guru, dan menyimpan apa yang telah diberikan oleh guru dalam pembelajaran. Pandangan tradisional tentang pembelajaran peserta didik itu tugasnya adalah menerima dan memperoleh pengetahuan. Jadi, si pelajar hanya disuapi oleh guru, diberi dan diberi dan setelah itu diterimanya. Sebaiknya pelajar itu tidak disuapi terus menerus oleh gurunya, tetapi pelajar pun harus bisa mencari sendiri tentang pelajaran yang akan diajarkan oleh guru untuk menambah pengetahuan-pengetahuan bagi si pelajar itu sendiri. Dan si pelajar bisa menyimpan isi pelajaran baik yang telah diberikan oleh guru maupun isi pelajaran yang ia ketahui dengan cara mencari sendiri sumber pelajarannya.
Metode Mengajar
Arifin (1973) mendefinisikan bahwa mengajar adalah suatu rangkaian kegiatan penyampaian bahan pelajaran kepada murid agar dapat menerima, menanggapi, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran itu.
Tugas mengajar dengan menyampaikan pelajaran kepada siswa, tetapi tentu saja sebelum guru menyampaikan pelajarannya itu guru juga harus menguasai pelajaran yang akan disampaikan. Agar siswa dapat menerima dan menanggapi terhadap apa yang disampaikan oleh guru maka cara penyampaiannya pun harus dengan sebaik-baiknya. Dan dengan kreativitas siswa pelajaran yang telah disampaikan itu dapat dikembangkan. Dan dengan penyampaiannya itu akan membantu memudahkan siswa untuk mencari makna apa yang telah dipelajari dan memahaminya.
Menurut Rogers (Dimyati dan Mudjhono, 1999:17), langkah-langkah dan sasaran pembelajaran yang perlu dilakukan oleh guru yaitu guru memberi kepercayaan kepada kelas agae memilih belajar secara terstruktur, guru dan siswa membuat kontrak belajar, guru menggunakan metode inquiri atau belajar menemukan (discovery learning), guru menggunakan metode simulasi, guru mengadakan latihan kepekaan agar siswa mampumenghayati perasaan dan berpartisipasi dengan kelompok lain, guru bertindak sebagai fasilitator belajar dan sebaiknya guru menggunskan pengajaran berprogram agar tercipta peluang bagi siswa untuk timbulnya kreatif dalam belajar.
Berdasarkan teori di atas, guru harus memberi kepercayaan kepada kelas seperti dalam menentukan struktur keorganisasian di kelas diserahkan kepada siswa. Dalam pembelajaran pun guru dapat menggunakan metode simulasi yakni metode praktek yang sifatnya mengembangkan keterampilan peserta didik.
Adapun menurut Haury (1993) menyatakan metode inquiri berkaitan dengan aktivitasdan keterampilan aktif yang fokus pada pencarian pengetahuan atau pemahaman untuk memuaskan rasa ingin tahu. Dengan metode ini siswa belajar sendiri pengetahuan untuk dipahami dalam memuaskan rasa ingin tahunya, sehingga siswa akan lebih aktif dan terampil dalam mengembangkan pengetahuannya.
Guru pun harus melatih kepekaan siswa agar mampu menghayati perasaannya sehingga dia dapat bersosialisasi dengan siswa yang lain dan tentunya dengan cara yang baik dalam cara bersosialisasinya itu.
Penggunaan pengajaran berprogram dalam pembelajaran dapat memudahkan siswa dan guru dalam proses belajar mengajar karena program pembelajaran telah terstruktur.
Hubungan Peserta Didik dan Metode Mengajar
Peserta didik dapat memperoleh, menerima dan menyimpan pelajaran yang telah diberikan oleh guru jika cara mengajar guru itu baik dalam penyampaiannya. Begitu pun metode-metode yang digunakannya harus menarik sehingga peserta didik akan lebih rajin dan antusias dalam proses kegiatan belajar mengajar di kelas.
Apabila peserta didik telah menguasai pelajaran yang telah diberikan oleh guru dan telah terjadi perubahan normatif dari diri peserta didik yakni perubahan ke arah yang lebih baik dan positif maka diharapkan tujuan pembelajaran pun dapat tercapai.
PENUTUP
Metode mengajar berpengaruh terhadap prestasi peserta didik karena metode mengajar mencakup cara penyampaian pelajaran kepada peserta didik, tentu saja cara penyampaiannya itu harus baik dan dapat dipahami oleh peserta didik. Kreativitas guru dalam mengajar juga sangat berpengaruh dalam menjalankan metode-metode pembelajaran. Jika metode- metode mengajar dapat dilaksanakan dengan baik dan cara penyampaiannya pun terasa menarik menurut peserta didik maka peserta didik akan mudah memahami pelajaran yang telah disampaikan oleh guru bahkan peserta didik akan menjadi lebih rajin dan antusias lagi terhadap pembelajaran. Dan diharapkan tujuan pembelajaran pun dapat tercapai.
Referensi
Adrian. 2004. "Metode Mengajar Berdasarkan Tipologi Belajar Siswa". [Online]. Tersedia: http://re-searchengines.com [27 oktober 2009].
Lindgren, Henry Clay. 1976. Educational Psychology in The Classroom. Amerika: John Wiley dan Sons.Inc.
Sutrisno, Joko. 2009. "Metode Inquiri". [Online]. Tersedia: http://joko.tblog.com [28 0ktober 2009].
NIM 0904101, PGSD 1 B
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan untuk memperoleh pengajaran dan pengetahuan di sekolah secara formal yang mempengaruhi pertumbuhan individu.
Pendidikan mempunyai arti penting dalam kehidupan karena manusia sebagai makhluk yang harus dididik dan mendididk.
Dalam proses belajar mengajar akan terjadi interaksi antara peserta didik dan pendidik. Peserta didik adalah seseorang atau sekelompok orang yang mencari dan menerima pelajaran yang dibutuhkannya, sedangkan pendidik adalah seseorang atau sekelompok orang yang mengolah dan mengawasi kegiatan belajar mengajar selama kegiatan itu berlangsung secara efektif.
Dalam kegiatan belajar mengajar terdapat peserta didik atau siswa, guru sebagai pendidik, tujuan pembelajaran, isi dari pembelajaran, cara mengajar dan evaluasi. Tujuan pembelajaran adalah perubahan tingkah laku yang bersifat normatif yakni perubahan yang menjadi lebih baik atau menuju ke hal-hal yang positif setelah peserta didik mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Keberhasilan proses belajar mengajar tergantung pada cara nyang dilakukan pendidik dalam mengajar. Jika cara mengajar guru terasa enak menurut siswa, maka siswa pun akan menjadi rajin, giat dan antusias dalam menerima pelajaran yang diberikan oleh guru, dan diharapkan akan terjadi perubahan yang menjadi lebih baik dari siswa itu dan tujuan pembelajaran pun dapat tercapai.
PEMBAHASAN
Pengertian Peserta Didik atau Siswa
Dalam kegiatan belajar mengajar melibatkan peserta didik atau siswa, guru sebagai pendidik, tujuan pembelajaran, isi dari pembelajaran, cara mengajar dan evaluasi.
Menurut Aminuddin Rasyid (2000:105), peserta didik adalah seseorang atau sekelompok orang yang bertindak sebagai pelaku pencari, penerima dan penyimpan isi pelajaran yang dibutuhkannya untuk mencapai tujuan.
Sebagai seorang peserta didik atau siswa mempunyai tugas untuk mencari pengetahuan, menerima pengajaran dari pendidik atau guru, dan menyimpan apa yang telah diberikan oleh guru dalam pembelajaran. Pandangan tradisional tentang pembelajaran peserta didik itu tugasnya adalah menerima dan memperoleh pengetahuan. Jadi, si pelajar hanya disuapi oleh guru, diberi dan diberi dan setelah itu diterimanya. Sebaiknya pelajar itu tidak disuapi terus menerus oleh gurunya, tetapi pelajar pun harus bisa mencari sendiri tentang pelajaran yang akan diajarkan oleh guru untuk menambah pengetahuan-pengetahuan bagi si pelajar itu sendiri. Dan si pelajar bisa menyimpan isi pelajaran baik yang telah diberikan oleh guru maupun isi pelajaran yang ia ketahui dengan cara mencari sendiri sumber pelajarannya.
Metode Mengajar
Arifin (1973) mendefinisikan bahwa mengajar adalah suatu rangkaian kegiatan penyampaian bahan pelajaran kepada murid agar dapat menerima, menanggapi, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran itu.
Tugas mengajar dengan menyampaikan pelajaran kepada siswa, tetapi tentu saja sebelum guru menyampaikan pelajarannya itu guru juga harus menguasai pelajaran yang akan disampaikan. Agar siswa dapat menerima dan menanggapi terhadap apa yang disampaikan oleh guru maka cara penyampaiannya pun harus dengan sebaik-baiknya. Dan dengan kreativitas siswa pelajaran yang telah disampaikan itu dapat dikembangkan. Dan dengan penyampaiannya itu akan membantu memudahkan siswa untuk mencari makna apa yang telah dipelajari dan memahaminya.
Menurut Rogers (Dimyati dan Mudjhono, 1999:17), langkah-langkah dan sasaran pembelajaran yang perlu dilakukan oleh guru yaitu guru memberi kepercayaan kepada kelas agae memilih belajar secara terstruktur, guru dan siswa membuat kontrak belajar, guru menggunakan metode inquiri atau belajar menemukan (discovery learning), guru menggunakan metode simulasi, guru mengadakan latihan kepekaan agar siswa mampumenghayati perasaan dan berpartisipasi dengan kelompok lain, guru bertindak sebagai fasilitator belajar dan sebaiknya guru menggunskan pengajaran berprogram agar tercipta peluang bagi siswa untuk timbulnya kreatif dalam belajar.
Berdasarkan teori di atas, guru harus memberi kepercayaan kepada kelas seperti dalam menentukan struktur keorganisasian di kelas diserahkan kepada siswa. Dalam pembelajaran pun guru dapat menggunakan metode simulasi yakni metode praktek yang sifatnya mengembangkan keterampilan peserta didik.
Adapun menurut Haury (1993) menyatakan metode inquiri berkaitan dengan aktivitasdan keterampilan aktif yang fokus pada pencarian pengetahuan atau pemahaman untuk memuaskan rasa ingin tahu. Dengan metode ini siswa belajar sendiri pengetahuan untuk dipahami dalam memuaskan rasa ingin tahunya, sehingga siswa akan lebih aktif dan terampil dalam mengembangkan pengetahuannya.
Guru pun harus melatih kepekaan siswa agar mampu menghayati perasaannya sehingga dia dapat bersosialisasi dengan siswa yang lain dan tentunya dengan cara yang baik dalam cara bersosialisasinya itu.
Penggunaan pengajaran berprogram dalam pembelajaran dapat memudahkan siswa dan guru dalam proses belajar mengajar karena program pembelajaran telah terstruktur.
Hubungan Peserta Didik dan Metode Mengajar
Peserta didik dapat memperoleh, menerima dan menyimpan pelajaran yang telah diberikan oleh guru jika cara mengajar guru itu baik dalam penyampaiannya. Begitu pun metode-metode yang digunakannya harus menarik sehingga peserta didik akan lebih rajin dan antusias dalam proses kegiatan belajar mengajar di kelas.
Apabila peserta didik telah menguasai pelajaran yang telah diberikan oleh guru dan telah terjadi perubahan normatif dari diri peserta didik yakni perubahan ke arah yang lebih baik dan positif maka diharapkan tujuan pembelajaran pun dapat tercapai.
PENUTUP
Metode mengajar berpengaruh terhadap prestasi peserta didik karena metode mengajar mencakup cara penyampaian pelajaran kepada peserta didik, tentu saja cara penyampaiannya itu harus baik dan dapat dipahami oleh peserta didik. Kreativitas guru dalam mengajar juga sangat berpengaruh dalam menjalankan metode-metode pembelajaran. Jika metode- metode mengajar dapat dilaksanakan dengan baik dan cara penyampaiannya pun terasa menarik menurut peserta didik maka peserta didik akan mudah memahami pelajaran yang telah disampaikan oleh guru bahkan peserta didik akan menjadi lebih rajin dan antusias lagi terhadap pembelajaran. Dan diharapkan tujuan pembelajaran pun dapat tercapai.
Referensi
Adrian. 2004. "Metode Mengajar Berdasarkan Tipologi Belajar Siswa". [Online]. Tersedia: http://re-searchengines.com [27 oktober 2009].
Lindgren, Henry Clay. 1976. Educational Psychology in The Classroom. Amerika: John Wiley dan Sons.Inc.
Sutrisno, Joko. 2009. "Metode Inquiri". [Online]. Tersedia: http://joko.tblog.com [28 0ktober 2009].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar